Baru-baru ini Indonesia di hebohkan
dengan salah seorang peminpin pondok di daerah Jawa Timur yang konon kabarnya
dapat menggandakan uang. Dimas Kanjeng
Taat Pribadi (46) namanya yang sekarang sedang menjalani pemeriksaan di kantor
polisi daerah Probolinggo, Jawa Timur dengan dugaan pembunuhan terhadap
pengikutnya atau santrinya secara sadis. Selain pembunuhan pengikutnya,
sekarang Dimas Kanjeng dikaitkan dengan kasus penipuan penggandaan uang yang
telah melibatkan ribuan orang termasuk akademisi dan politikus.
Taat Pribadi, yang berusia 46 tahun,
pembina Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng di Kecamatan Gading, Kabupaten
Probolinggo, Jawa Timur, telah dijadikan tersangka oleh polisi dalam kasus
pembunuhan dan penipuan. Taat diduga terlibat pembunuhan dua orang anak
buahnya, yaitu Abdul Ghani dan Ismail Hidayah. Mereka dibunuh karena khawatir
akan membocorkan dugaan praktik penipuan penggandaan uang.
Modus yang digunakan Dimas Kanjeng
sehingga banyak yang mengharapkan uang gratis adlah dengan dijanjikan uangnya
akan berlimpah apa bila bersedia menyetor uang yang disebut sebagai mahar.
Salah-seorang yang meyakini bahwa Taat Pribadi mampu menggandakan uang adalah
Marwah Daud Ibrahim, kelahiran 1956, politikus Partai Gerindra dan anggota
Dewan pakar Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia, ICMI. Dalam wawancara kepada
berbagai media, Marwah -yang juga merupakan ketua Yayasan Dimas Kanjeng -
berkali-kali menyebut bahwa Taat mampu menggandakan uang.
"Ini tidak ilmiah. Bukan
dimensi (ilmiah)yang kita pakai. (Tapi) Dimensi yang kita lihat dan Anda yakin.
Tidak ada yang lain, kecuali kuasa Allah. Faktanya begitu," kata Marwah
kepada wartawan.
Dia juga meyakini bahwa Taat tidak
melakukan penipuan seperti dituduhkan polisi berdasarkan laporan sejumlah orang
yang mengaku sebagai korban.
"Jangan kriminalisasi ... tidak
ada (penipuan)," kata Marwah.
Dua orang yang mengaku sebagai murid
Taat Pribadi adalah Imam Suhardi (63 tahun), warga kota Trenggalek, dan Aming
(52 tahun) asal kota Jember, Jatim. Mereka meyakini bahwa gurunya memiliki
keahlian, misalnya, mendatangkan uang atau benda-benda lain 'secara tiba-tiba'.
"Demi Allah, itu saya alami ... nasi kuning, apel, buah pir, anggur, itu
datangnya tiba-tiba," kata Aming. Sementara, Imam meyakini Taat Pribadi
memiliki aset yang jumlahnya 'luar biasa'. "Ini betul, bukan omong
kosong," kata Imam.
Namun temuan polisi menunjukkan
semua yang dilakukan Taat Pribadi adalah tipuan untuk meyakinkan para
pengikutnya.
"Setelah korban memberikan
mahar, diberi pen yang disebut akan membuatnya bisa menguasai tujuh bahasa
asing," ungkap Argo, menirukan seorang korban.
Korban juga diberi sebuah kotak yang
disebut 'ATM dapur' yang berisi antara lain tulisan Arab.
"Korban dijanjikan bahwa uang
yang di dalam kotak tidak akan habis uangnya, walaupun terus diambil. Diambil,
akan ada lagi Rp5 juta," tambahnya.
Tetapi, menurutnya, janji adanya
uang yang terus bertambah, ternyata tidak kunjung terjadi. "Inilah modus
penipuannya," tandas Argo.
Kabar terbaru Taat Pribadi alias
Dimas Kanjeng, disebut pernah mempraktikkan kemampuannya di depan penyidik dan
pengacaranya saat diperiksa di Markas Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur.
Pemimpin Padepokan Dimas Kanjeng itu dikabarkan mampu mengeluarkan uang sebesar
Rp700 ribu. Hal itu disampaikan penasihat hukum Dimas Kanjeng, Isya Julianto,
seusai menemui kliennya di Markas Polda Jatim, Surabaya, pada Rabu, 5 Oktober
2016. "Karena klien kami selalu diminta penyidik membuktikan kemampuannya,
akhirnya dilayani," kata Isya. Keahlian gaib itu, kata Isya, dipraktikkan
Dimas pekan lalu. Dia mendampingi kliennya saat diperiksa. Waktu itu, kata
pengacara berkantor di Surabaya itu, Dimas hanya mengenakan kaus dan celana
selutut. "Tidak pakai jubah," ujarnya. Penyidik lalu meminta Dimas
mempraktikkan keahlian gaibnya mengadakan uang. "Ya, sudah, klien saya
layani. Uang itu diadakan dari tangan klien saya dari belakang tubuhnya,"
cerita Isya. Uang itu kemudian diambil penyidik untuk diperiksa. Setelah itu
uang diberikan kembali kepada Dimas Kanjeng. "Uangnya dibawa klien kami ke
dalam tahanan. Kalau soal keaslian uangnya, tanya penyidik," ujarnya. Saat
Dimas mempraktikkan kemampuannya, menurut Isya, semua di ruangan tampak tegang,
termasuk dia. "Kalau saya tegang karena khawatir klien saya tidak bisa
membuktikan. Sebetulnya saya beberapa kali pernah lihat aksi seperti itu dari
orang lain, saya tidak kaget," katanya.
Sebelumnya, Kepala Sub Direktorat I (Keamanan Negara) Direktorat Reserse
Kriminal Umum Polda Jatim, Ajun Komisaris Besar Polisi Cecep Ibrahim,
menegaskan bahwa Dimas Kanjeng tidak memiliki kemampuan mendatangkan uang
secara gaib seperti dikabarkan. Cecep mengaku sudah meminta Dimas
mempraktikkannya, tapi tidak bisa. "Saya yang memeriksa Taat dan saya yang
menantang dia untuk demo keluarkan uang. Taat, bagi saya, enggak punya
kemampuan apa-apa," kata Cecep beberapa waktu lalu.
Demikian lah pembahasan mengenai Dimas Kanjeng yang menghebohkan jagat
berita di Indonesia akhir-akhir ini. Silahkan anda nilai sendiri kebenaran dan
kemampuan yang terjadi. Antara benar dan
tidaknya kemampuan yang Dimas kanjeng miliki dalam menggandakan uang apakah
benar itu kemampuan atau hanya penipuan wallohualam
saya yakin anda bisa menentukannya sendiri.
Sumber :
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/830785-dimas-kanjeng-munculkan-uang-di-depan-penyidik
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/10/161003_indonesia_dimaskanjeng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar