Jumat, 07 Oktober 2016

Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Pengganda Uang atau Penipuan

Baru-baru ini Indonesia di hebohkan dengan salah seorang peminpin pondok di daerah Jawa Timur yang konon kabarnya dapat menggandakan uang.  Dimas Kanjeng Taat Pribadi (46) namanya yang sekarang sedang menjalani pemeriksaan di kantor polisi daerah Probolinggo, Jawa Timur dengan dugaan pembunuhan terhadap pengikutnya atau santrinya secara sadis. Selain pembunuhan pengikutnya, sekarang Dimas Kanjeng dikaitkan dengan kasus penipuan penggandaan uang yang telah melibatkan ribuan orang termasuk akademisi dan politikus.

Taat Pribadi, yang berusia 46 tahun, pembina Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng di Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, telah dijadikan tersangka oleh polisi dalam kasus pembunuhan dan penipuan. Taat diduga terlibat pembunuhan dua orang anak buahnya, yaitu Abdul Ghani dan Ismail Hidayah. Mereka dibunuh karena khawatir akan membocorkan dugaan praktik penipuan penggandaan uang.
Modus yang digunakan Dimas Kanjeng sehingga banyak yang mengharapkan uang gratis adlah dengan dijanjikan uangnya akan berlimpah apa bila bersedia menyetor uang yang disebut sebagai mahar. Salah-seorang yang meyakini bahwa Taat Pribadi mampu menggandakan uang adalah Marwah Daud Ibrahim, kelahiran 1956, politikus Partai Gerindra dan anggota Dewan pakar Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia, ICMI. Dalam wawancara kepada berbagai media, Marwah -yang juga merupakan ketua Yayasan Dimas Kanjeng - berkali-kali menyebut bahwa Taat mampu menggandakan uang.
"Ini tidak ilmiah. Bukan dimensi (ilmiah)yang kita pakai. (Tapi) Dimensi yang kita lihat dan Anda yakin. Tidak ada yang lain, kecuali kuasa Allah. Faktanya begitu," kata Marwah kepada wartawan.
Dia juga meyakini bahwa Taat tidak melakukan penipuan seperti dituduhkan polisi berdasarkan laporan sejumlah orang yang mengaku sebagai korban.
"Jangan kriminalisasi ... tidak ada (penipuan)," kata Marwah.
Dua orang yang mengaku sebagai murid Taat Pribadi adalah Imam Suhardi (63 tahun), warga kota Trenggalek, dan Aming (52 tahun) asal kota Jember, Jatim. Mereka meyakini bahwa gurunya memiliki keahlian, misalnya, mendatangkan uang atau benda-benda lain 'secara tiba-tiba'. "Demi Allah, itu saya alami ... nasi kuning, apel, buah pir, anggur, itu datangnya tiba-tiba," kata Aming. Sementara, Imam meyakini Taat Pribadi memiliki aset yang jumlahnya 'luar biasa'. "Ini betul, bukan omong kosong," kata Imam.
Namun temuan polisi menunjukkan semua yang dilakukan Taat Pribadi adalah tipuan untuk meyakinkan para pengikutnya.
"Setelah korban memberikan mahar, diberi pen yang disebut akan membuatnya bisa menguasai tujuh bahasa asing," ungkap Argo, menirukan seorang korban.
Korban juga diberi sebuah kotak yang disebut 'ATM dapur' yang berisi antara lain tulisan Arab.
"Korban dijanjikan bahwa uang yang di dalam kotak tidak akan habis uangnya, walaupun terus diambil. Diambil, akan ada lagi Rp5 juta," tambahnya.
Tetapi, menurutnya, janji adanya uang yang terus bertambah, ternyata tidak kunjung terjadi. "Inilah modus penipuannya," tandas Argo.
 Kabar terbaru Taat Pribadi alias Dimas Kanjeng, disebut pernah mempraktikkan kemampuannya di depan penyidik dan pengacaranya saat diperiksa di Markas Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur. Pemimpin Padepokan Dimas Kanjeng itu dikabarkan mampu mengeluarkan uang sebesar Rp700 ribu. Hal itu disampaikan penasihat hukum Dimas Kanjeng, Isya Julianto, seusai menemui kliennya di Markas Polda Jatim, Surabaya, pada Rabu, 5 Oktober 2016. "Karena klien kami selalu diminta penyidik membuktikan kemampuannya, akhirnya dilayani," kata Isya. Keahlian gaib itu, kata Isya, dipraktikkan Dimas pekan lalu. Dia mendampingi kliennya saat diperiksa. Waktu itu, kata pengacara berkantor di Surabaya itu, Dimas hanya mengenakan kaus dan celana selutut. "Tidak pakai jubah," ujarnya. Penyidik lalu meminta Dimas mempraktikkan keahlian gaibnya mengadakan uang. "Ya, sudah, klien saya layani. Uang itu diadakan dari tangan klien saya dari belakang tubuhnya," cerita Isya. Uang itu kemudian diambil penyidik untuk diperiksa. Setelah itu uang diberikan kembali kepada Dimas Kanjeng. "Uangnya dibawa klien kami ke dalam tahanan. Kalau soal keaslian uangnya, tanya penyidik," ujarnya. Saat Dimas mempraktikkan kemampuannya, menurut Isya, semua di ruangan tampak tegang, termasuk dia. "Kalau saya tegang karena khawatir klien saya tidak bisa membuktikan. Sebetulnya saya beberapa kali pernah lihat aksi seperti itu dari orang lain, saya tidak kaget," katanya.
Sebelumnya, Kepala Sub Direktorat I (Keamanan Negara) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jatim, Ajun Komisaris Besar Polisi Cecep Ibrahim, menegaskan bahwa Dimas Kanjeng tidak memiliki kemampuan mendatangkan uang secara gaib seperti dikabarkan. Cecep mengaku sudah meminta Dimas mempraktikkannya, tapi tidak bisa. "Saya yang memeriksa Taat dan saya yang menantang dia untuk demo keluarkan uang. Taat, bagi saya, enggak punya kemampuan apa-apa," kata Cecep beberapa waktu lalu.
Demikian lah pembahasan mengenai Dimas Kanjeng yang menghebohkan jagat berita di Indonesia akhir-akhir ini. Silahkan anda nilai sendiri kebenaran dan kemampuan yang  terjadi. Antara benar dan tidaknya kemampuan yang Dimas kanjeng miliki dalam menggandakan uang apakah benar itu kemampuan atau hanya penipuan wallohualam saya yakin anda bisa menentukannya sendiri
Sumber : 
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/830785-dimas-kanjeng-munculkan-uang-di-depan-penyidik

http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/10/161003_indonesia_dimaskanjeng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar